My Thought after nonton Dr Cha, drama korea yang menunggu 1 episode lagi tamat.
Ngga ada yang bener ngga ada yang salah, just my opinion.
You can agree or disagree.
Kita tahu bahwa budaya patriarki mengajarkan kita bahwa lelaki yang berkuasa, dan bahwa perempuan lah yang sebetulnya membutuhkan laki - laki aka cowo.
Nah namun sekarang kita balik keadaannya. Gimana nih?
Setelah aku hidup sendiri beberapa tahun terakhir, hidup dengan melihat 2 sudut pandang kehidupan rumah tangga orang lain.
Dalam konteks ini, lelaki yang butuh perempuan untuk bisa mendampingi, memelihara, memberikan keturunan. Karena mereka tidak bisa melakukannya sendirian. Karena dizaman dahulu, perempuan sulit sekali untuk mendapatkan akses pendidikan yang sama dengan pria. Bahkan untuk mencapai karir, dimana laki - laki lebih diprioritaskan. Sehingga tidak mungkin menghasilkan uang dan kemudian butuh laki laki untuk menghidupi. Karena hanya boleh lelaki yang berkerja. Seolah olah hanya menikah dan punya anak yang membuat masa depan perempuan terjamin karena ada yang menanggung. Seakan akan dunia perempuan hanya begitu saja. Ngga ada yang bener ngga ada yang salah.
Kedua belah pihak sebetulnya memiliki peranan penting. Namun kalau dipikir - pikir lagi, Justru perempuan yang memegang peranan penting. Gimana kkalau perempuan ngga mau hamil dan melahirkan? Siapa yang lahirin keturunan laki - laki? xixixi.
Dengan ekspektasi dan tuntutan yang tinggi biasanya dibebankan ke perempuan. Harus bisa ini dan bisa itu, yang mana belum tentu lelaki pun sanggung.
Beban berat dan pengorbanan banyak di pihak perempuan. Secara mental dan fisik, karir dan keinginan pribadi. yang seakan ditukar dengan nafkah hidup. Hamil melahirkan menyusui mengurus anak dan rumah tangga yang aku sebut bukan perkara mudah. Apalagi mendidik anak, serius deh semakin teknologi maju, cara dulu udah ngga bisa disamain dengan cara sekarang.
Dan kalau lelaki diberi pilihan untuk punya kemampuan ini, setelah ngobrol random dengan beberapa teman. pasti juga ngga semunaya mau mengemban tugas ini hehehe. Seakan akan dulu mencari nafkan adalah kunci lepas tangan dari semua tugas.
Karena sekarang jamannya beda. Perempuan juga diberikan kesempatan untuk mencari nafkah. Sehingga peran dalam rumah tangga sudah tidak sekaku dulu. Dan sifatnya untuk kedua belah pihak lebih ke arah partnership saling menghargai dan menurunkan egonya satu sama lain. Dalam banyak hal lebih ada pilihan.
Nah balik lagi yang aku rasa tulisan ku ini lebih kearah independent women. Aku rasa sebenarnya wanita juga tidak terlalu independent sekali. Hal ini bergantung cara keluarga wanita tersebut mendidik putrinya. Yang aku tangkap terkadang wanita menjadi sangat independen dikarenakan KEPEPET.
Dimana kekuatan mandiri timbul sebagai usaha untuk survive. Tapi ngga semua ya.
Karena kalau dipikir pikir lagi. Mungkin kalau wanita terlahir dari keluar yang nyaman, aman, tanpa ada rasa ancaman secara finansial, segala hal nya baik baik aja, ada yang memberikan dorongan dan supply kehidupan dunia (lebai gue wkwk), mungkin akan berjalan santai segala hal nya dalam menghadapi masa depan. Tanpa perlu terlalu merasa seberusaha itu, se effort itu. Dan mungkin ngga akan timbul pikiran menjadi independent hehehe.
Tapi karena rasa ngga aman tersebut, jadi bertindak. Jadi berpikir dan berusaha lebih. Akhirnya kalau berhasil ya sampe tercapai jadi indepent women.
Karena mungkin, kalau semuanya nyaman aman tentram, memilih menjadi bayi. Sejujurnya aku bukan tipikal cewe independent, sometimes i dont have to be strong all time anymore. Sometimes i feel safe. Ketika ada part untuk relax, pada akhirnya aku merasa "Finally, i could calm down and be a relax version of my self".
Walaupun ngga sepenuhnya harus tetep seterong xixixi. Just my insight.
Perempuan kalau harus kuat, susah buat lemah lembut. Kalau pinter pasti memiliki opininya sendiri. Ngga mungkin akan iya iya aja. Karena gesit itu ngga klemar klemer kita sebut saja sat set sat set.
Semua hal itu akan berubah biasa karena terlatih, seperti otot dalam tubuh kalau dilatih akan jadi kuat dan kekar. Hal ini aku rasa berlaku juga.
Walaupun bersikap hormat adalah sebuah keputusan pribadi, namun in my opinion dengan bercermin kepada keluarga ku sendiri, istri memang sepatutnya harus hormat kepada suami apapun situasinya.
Ketahuilah jika perempuan tidak merasa aman, dia cenderung akan ambil kendali dengan pegang setir. Untuk merasa aman. Feel safe. Dan kalau dia harus menyetir, makan akan sulit untuk bersikap sebagai penumpang yang ikut aja. Pasti akan memiliki kendali sendiri kapan akan belok kiri atau kanan. kapan harus ngerem dan ngegas.
:)
Just my opinion. Kalau pasangan perempuan mau manja lemah lembut, pastikan dia merasa aman. Dari segi komitmen, kepercayaan, finansial, rencana masa depan. Supaya dia ngga perlu pasang posisi siaga yang harus kuat, yang cenderung maskulin bukan lemah lembut.
Thankyou. Have a good day. :)