Pukul Tiga

Pukul Tiga


Pukul Tiga.
Harus ku mulai dari mana?
Diam seribu bahasa, dan tak berdaya.
Bisakah dimulai dari sini saja?
Baiklah Satu, Dua dan tiga.
Hamba dan Tuan.
Dapatkah ditujukan kepada tuan?
Hamba dan Tuan.
Hamba diam, seribu bahasa tanpa suara.
Akankah tuan tau maksud hamba.
Hamba dan Tuan.
Berjarak bagai Batavia dan Paris Van Java
Tuan.
Hamba tak ingin kata.
Bisakah kau sebut itu tanpa kata.
Ingin ku pun Bahagia?
Bagai mereka yang pipinya merona.
Hamba dan Tuan.
Tuan bisakah bertemu tanpa gawai saja? 
Pukul Tiga.
Tuan bukanlah seorang yang pertama.
Namun tuan membekas didada.
Dari dua belas tuan, kamu yang mengisakkan dada.
Hingga membuat hamba lupa.
Hamba dan Tuan.
Maafkan hamba ini tuan
Tuan dibuatnya patah.
Hamba dan Tuan.
Tak maksud menghindari dan membuat drama.
Menyuruh tuan menjauh saja, seperti racun tapa penawar.
Hamba dan Tuan.
Jarak karenanya.
Mengapa Alam Semesta tidak berdamai saja?
Mengabulkan angan, tanpa hambatan
Salah hamba,  hamba terima.
Mendengar tuan bersamanya, Oh.. Maha Pencipta hamba rela saja.
Tak apa, sudah dihamba lepas
Berbahagialah Tuan dan hampa
Walau Tak Bersama

@UTama- Jam Tiga

Pages